Setelah ngobrol-ngobrol ringan soal jual-beli rumah dan tanah dengan ayah saya, terpikir sebuah konsep membeli rumah dengan menyicil tapi tidak lewat KPR. Mungkin anda bertanya, apa mungkin?
Sebelumnya, transaksi jual-beli rumah lewat bank atau sering disebut KPR, jelas-jelas merupakan transaksi hutang-piutang. Karena bank tidak boleh melakukan transaksi jual-beli. Dan pelajaran dasar dalam hukum riba yang sudah kita ketahui semua: ketika ada keuntungan dari hutang-piutang, maka itu adalah riba. Silakan baca ini dan ini untuk lebih jelasnya.
Padahal rumah seakan sudah menjadi kebutuhan primer di masa ini. Harganya yang minimal puluhan juta membuat sebagian orang mengerenyitkan dahi. ‘Kalo engga kredit lewat bank kapan mau punya rumah?‘, kata orang. Lebih lagi, kalau hutang ke teman atua bos yang tanpa riba sebesar 50 juta misalnya, apa ada yang mau meminjamkan? Nah berikut ini ide membeli rumah dengan nyicil tanpa riba dari saya. Mungkin ide ini konyol, aneh, atau ide yang buruk menurut anda. Anyway, sekedar menumpahkan apa yang ada di benak.
Begini idenya…
Menabunglah sampai nominal yang kurang dari 10 juta, 7 juta misalnya. Jika sebulan bisa save 1 juta, dengan 7 bulan konsisten menabung akan terkumpul. Lalu cari tanah yang dijual dengan harga belasan juta, dan harga jualnya tinggi. Misalnya kita dapat tanah seharga 15 juta. Carilah pinjaman ke teman atau atasan (yang tanpa riba) sebesar 8 juta hingga anda bisa membeli tanah tersebut. Setelah tanah terbeli, cicil hutang anda selama 8 bulan, dengan konsisten menyisihkan 1 juta sebulan. Oiya, untuk sampai tahap ini anda juga bisa membeli tanah di sini, dengan mencicil.
Setelah punya tanah, jual tanah tersebut dengan harga lebih mahal. Dalam rentang waktu 8 bulan biasanya harga tanah sudah meningkat. Misal anda jual dengan harga 18 juta. Setelah uang 18 juta ditangan, cari tanah yang lebih luas lagi seharga 20-an juta. Katakanlah kita dapat tanah seharga 25 juta. Carilah pinjaman lagi (yang tanpa riba) sebesar 7 juta. Setelah tanah terbeli, cicil hutang anda selama 7 bulan, dengan konsisten menyisihkan 1 juta sebulan.
Setelah lunas, jual tanah anda seharga 28 juta misalnya. Setelah uang 28 juta ditangan, cari tanah yang lebih luas lagi seharga 30-an juta. Katakanlah kita dapat tanah seharga 35 juta. Carilah pinjaman lagi (yang tanpa riba) sebesar 7 juta. Setelah tanah terbeli, cicil hutang anda selama 7 bulan, dengan konsisten menyisihkan 1 juta sebulan.
Setelah lunas, jual tanah anda seharga 38 juta misalnya. Setelah uang 38 juta ditangan, cari tanah yang lebih luas lagi seharga 40-an juta. Katakanlah kita dapat tanah seharga 45 juta. Carilah pinjaman lagi (yang tanpa riba) sebesar 7 juta. Setelah tanah terbeli, cicil hutang anda selama 7 bulan, dengan konsisten menyisihkan 1 juta sebulan. Walhasil kini anda memiliki tanah yang bisa dijual 48 juta. Juallah tanah anda.
Setelah 48 juta di tangan, carilah rumah yang seharga 50-an juta. Cari pinjaman lagi (yang tanpa riba) untuk menutupi kekurangannya. Dengan uang 50-an juta sudah bisa membeli rumah tipe 21. Syukurilah, biar kecil tapi milik sendiri.
Dengan konsep dan asumsi di atas, bila konsisten, dalam 30 bulan anda sudah bisa memiliki rumah. Atau paling tidak, jika skenario di atas tidak berjalan baik, anda sudah memiliki properti berupa tanah. Tanah tersebut bisa menjadi investasi anda atau bisa anda bangun rumah di atasnya sedikit-demi-sedikit.
Jadi, punya rumah tanpa kena riba? Insya Allah bisa.
mantap,
ustd, mau tanya dong, kalau dengan sistem pinjam uang di bank syariah? dengan istilah akad menurut anda itu riba tidak?
pertanyaan kedua, semisal meminjam uang dibank dengan jaminan sertifikat rumah orang tua atau sodara itu bagaimana hukumnya dalam islam
terimakasih.
halah, awik. sejak kapan kamu manggil saya ustad?
pertanyaan pertama
kayaknya kamu belum paham bener transaksi di bank syari’ah nih, akad itu banyak macamnya. mungkin yang kamu maksud itu akad mudharabah dan murabahah.
kalo mudharabah, bank memodali usaha kita, nanti kita harus balikin modal lalu setelah itu bagi hasil dengan bank. sebenernya ini boleh, tapi usaha itu ada khan kadang untung kadang rugi. mudharabah yang syar’i itu kalo rugi ya pemodal ikut rugi. nah realita di bank syari’ah kalo usaha rugi, bank ngga mau tau yang penting modal harus tetep balik. jadi akad mudharabah di bank syari’ah itu sebenernya ya hutang-piutang biasa.
kalo murabahah, ilustrasinya: Ian mau beli rumah di Griya Jogja Kembali, lalu bilang ke bank. Bank membelikan rumah di Griya Jogja Kembali, lalu menjual ke Ian dengan kredit, dan harganya lebih mahal dari harga beli. Sebenernya ini boleh. Tapi realitanya, menurut UU bank ngga boleh jual-beli, jadi bank ngga bisa membelikan rumah buat Ian. Yang terjadi pada realitanya adalah bank minjemin uang ke Ian untuk bayar rumah ke developer Griya Jogja Kembali, terus Ian bayar uang itu nyicil ke bank dengan jumlah lebih. Nah, ini jelas riba tho.
pertanyaan kedua
yang jadi masalah, ada ngga pinjaman bank yang balikinnya jumlahnya sama alias tanpa riba?
teori mudah…praktek ????!!!!
prakteknya jelas susah. tapi patut dicoba daripada nekad beli rumah dengan riba.
Terima kasih idenya
alhamdulillah, sedikit tercerahkan.. mudah2an kita dijauhkan dari godaan riba.
lho, ian kan ustad, jadi dipanggilanya ustad dong.
30 bulan berikutnya, hrga rumah jelas akan lebih mahal donk… dan lg jual beli tanah ga semudah itu
good point. tapi setidaknya di bulan ke-30 itu sudah punya tanah.
Dan selama 30 tahun kita ngontrak rumah, Bayar kontrakan 1 juta sebulan. 1 tahun aja udah 12 juta.
Atau tinggal di Pondok Mertua Indah? :p
ngontrak seumur hidup itu lebih mending daripada beli rumah pakai sistem riba
Melu moro tuwo wae seng enak
nice idea… bisa dicoba…makasih…
ngurus surat tanah 1 aj ribet, apalagi banyak dan berbeda tempat, belum lagi kalo ad sengketa, kaya nya itu ribet deh…
kalo hanya ‘ribet’ sepertinya itu worthy pak, ketimbang kita ngambil rumah pakai metode riba. capek dan lelah sedikit tapi selamat dari dosa riba.
Barangkali masih lebih baik ribet di dunia dari pada ribet di akhirat pa :)
Assalamualaikum.Menurut anda UU bank tidak memperbolehkan bank jual beli rmh…tp saya kok dibelikan ya? trus rmh itu di jual ke saya dgn hrga lbh tinggi
Itu bukan menurut saya, itu realita dan sudah saya tanyakan kepada beberapa teman yang ahli ekonomi. Bank tidak boleh melakukan praktek jual-beli.
Rumah anda itu (jika belum lunas), sejatinya masih dimiliki oleh developer, silakan cek akta dan surat-surat lainnya. Bank melakukan pembiayaan, atau dengan kata lain menghutangi anda uang. Harga lebih tinggi itu sejatinya jumlah hutang yang harus anda kembalikan.
Coba baca: http://pengusahamuslim.com/praktek-murabahah-pembelian-kredit-melalui-bank-syariah
Kalo ane pinjem duit anda buat tambahan untk tmbahan beli tanah bisa gk?
Wah saya cuma KULI IT
Kalo dah telanjur gmn dong
Segera dilunasi saja
Kang, kl metodenya seperti itu. apakh tidak seharusnya pinjaman yang terjadi berbentuk pinjaman untuk modal? berarti pula, si pemberi pinjaman berhak untuk mendapatkan bagi hasil dari keuntungan tanah yang kita jual lg.
thank’s
Boleh aja seperti itu, namun peminjam modal harus mau ikut rugi (uangnya tidak kembali 100%), jika harga tanah ternyata anjlok
Idenya bagus dan menarik, tapi ada beberapa point yg kurang diperhitungkan disini:
1.Tingkat Inflasi: Dalam 30 bulan belum tentu rumah tipe 21 akan sama harganya, saat kita memulai cara ini
2.Jeda pengurusan tanah+biaya tambahan:Penjualan tanah ga semudah jual kendaraan…pasang iklan,laku,transaksi…proses survei, pengurusan surat, biaya notaris, biaya org jaga tanah dll dan kesemuanya membutuhkan biaya yg ga sedikit…kalau ga diperhitungkan malah justru akan menguras dana…bahkan tabungan untuk mencicil jd terganggu
3.Harga jual lebih rendah: Tanah adalah bentuk asset yg “unik” bisa harganya langsung naik, sebaliknya bisa juga turun…dan ini susah di prediksi
4.Jangka waktu: Dalam kenyataan nya, seperti yg saya sebutkan di poin2…ada banyak hal2 yg perlu diperhatikan dalam pembelian tanah+pengurusan administrasi secara umum…diatas kertas bisa disebutkan 30 bulan…tapi…dalam kenyataan nya bisa lebih….
————————–
Jadi apa masih mungkin beli rumah tanpa riba? IMHO masih bisa….cuma kalo anda menawarkan strategi lebih ke “duniawi”…hahaha…saya lebih sreg dengan strategi Ust.Yusuf Mansur…yg mengajak kita “bisnis” sama Gusti Allah….
Perbanyak sedekah, santuni anak yatim secara reguler….apa yg kita keluarkan akan di balas 10x lipat…margin nya emang ga bisa di prediksi tapi sudah pasti Gusti Allah mbales….Dia udah janji ko…ga mungkin bohong…
Bahasa orang awam nya, nabung aja dulu+banyak sedekah…pasti josss….
————————-
Tapi sekali lagi…ide nya bagus, walau hanya bagus di tataran konsep dan wacana…tidak dalam praktek…..hahahahaha…
Iya saya juga khan sudah katakan, mungkin ini ide konyol. Tapi setidaknya bukan 100% mustahil. Soal sedekah, saya juga pernah bahas lho: https://kangaswad.wordpress.com/2009/08/29/dahsyatnya-sedekah-di-bulan-ramadhan/
Tapi, sedekah dan doa itu juga dibarengi usaha. Kata para ulama, tawakkal yang benar itu harus dengan usaha. Yang di atas itu salah satu bentuk usaha.
Mungkin selama ini orang yang mau menghindari riba hanya menjalani usaha berupa: nabung terus atau memutar uang dengan bisnis. Namun kenyataannya tidak semua orang bisa demikian.
idenya gak konyol, saya dulu pernah ketemu orang, qadarullah karena kecelakaan, waktu main silaturahmi untuk jenguk si bapak, malah cerita ngalor ngidul, salah 1nya tips punya rumah tanpa riba seperti dijelaskan di atas, tapi dengan sedikit modifikasi.
jadi si bapak yg cuma pegawai biasa, selalu berusaha dapat setoran lebih (lembur, gantikan temannya, dinas, dll), setiap terkumpul 7-10 jt, dibelikan tanah di daerah, tapi yg prospek (malang, mojokerto, surabaya coret, gresik, dll), lama2 si bapak bisa nabung hingga 20jt, masih tetap dibelikan tanah. lalu setelah periode waktu tertentu (saya lupa persisnya, antara 5-10 tahunan), sebagian tanahnya dijual untuk beli rumah.
sekarang si bapak masih megawe, tapi udah mau pensiun, dan kerjanya gak ngoyo, sudah punya rumah, mobil, usaha air isi ulang, dan masih punya simpanan tanah (sebagian malah sudah dikonversi jadi rumah dengan harga jual yg lebih tinggi lagi).
pingin ngikutin jejaknya tapi perlu disiplin tinggi, kalo sekarang duit tabungan selalu habis sebelum jadi tanah :)
Syukran pak Daud, komen-komennya sangat mencerahkan
Dlm 30bulan kita juga ngutang terus..
Prefer ngutang ke bank deh, krn klo ngutang k tmn/relasi, hubungannya jd gakenak..
Betull ngurus tanah ga semudah itu.. Kita hrs sering2 gakmasuk kerja
Ngutang d bank syariah aj..
Insya Allah kita ttp selalu berpenghasilan shga ga ad tuh istilah ga bs bayar
Saya sarankan jangan ngutang ke bank mbak, karena tidak ada ngutang ke bank sekian kembalinya juga 100% sekian. Jika ada tambahan itu riba, walau di bank syariah sekalipun. Dan riba itu dosa yang sangat sangat serius sekali. Sejauh yang saya tahu, berhutang yang kembalinya bisa utuh 100%, itu ya cuma ke teman (yang baik).
Silakan baca artikel : http://pengusahamuslim.com/tanya-jawab-bolehkah-meminjam-uang-di-bank-syariah
Juga artikel-artikel lain di web tersebut yang mengupas tentang bank syariah.
Berhutang itu bukan hal tercela dalam Islam, kalau riba jelas tercela. Bahkan pahala besar dijanjikan bagi orang yang mau menghutangkan.
ide yang menarik, Ogisy menyukainya. Riba sangat merajalela saat ini bahkan persyaratannya pun semakin dipemudah. Hanya iman yang bisa menolaknya. Insya Allah, saya sama istri bertekad untuk memiliki rumah tanpa riba.
kalau sudah terjadi gmn yaa? dr dulu sy suka pinjam uang dr bank u beli sesuatu yg nilainya besar,krn gak sanggup beli cash.jadi semua bentuk pinjaman dr bank itu riba ya?
Jika jumlah uang yang dikembalikan lebih besar dari yang dipinjam, pasti riba. Dan saya tidak tahu ada bank yang pengembaliannya sama dengan pinjamannya.
Kalau sudah lewat, dan karena belum tahu, insya Allah tidak berdosa. Kalau masih belum lunas, segera lunasi sesegera mungkin.
Sebetulnya sekarang sudah banyak toko yang menjual barang secara kredit tanpa pihak ketiga. Jadi barang dimiliki oleh si toko sendiri. Harga kredit lebih besar dari harga cash, tidak masalah. Inilah praktek kredit yang tidak riba.
Yang jadi permasalahannya adalah :
1. Adakah jaman sekarang teman atau saudara atau siapapun yg ikhlas dipinjami uang dengan jangka waktu sekian bulan tanpa imbalan sepeserpun atau bahkan mungkin rugi? Kalau ada beritahu saya, karena saya akan pinjam uangnya buat tambahan modal usaha saya.
2. Siapakah yang berani menjamin umur kita sampai ke sekian bulan berikutnya?
1. Anda lebih tahu dari saya tentang teman dan saudara anda
2. Tidak ada yang tahu usia kita. Maka, jangan sampai ikut program riba jangka panjang. Bisa-bisa belum kita taubat dari riba, ajal sudah menjemput. Kalau hutang, cukup dilunasi oleh ahli waris atau yang rela melunasi hutang orang yang meninggal, selesai perkara. Tapi kalau riba, perkaranya ngeri nanti di akhirat.
klo ana yg cm pdagang kcil2an.. ana sisihkan sbagian rizky tiap bln utk ditabung dr taon 2000 ampe 2010, bru ana cb cari2 rmh & dpt.. alhamdulillah dr tab yg 10taon tsb terkumpul 1/2 dr hrg rmh, utk membeli&lgsg melunasi rmh tsb, sparonya lg ana pinjam dr org tua [dgn niat akan ana cicil tiap bln sperti biasa klo ana nabung, cm kali nie cicilan ana lgsg berikan kpd ortu] dan ana rasa siapapun ortu/saudara qt yg berniat & mampu membantu dgn tulus pasti takkan mengharapkan utk mendapatkan bunga dr dana yg tlah mreka pinjamkan!! itu jg yg ana alami. ampe skg udah jln 2th ana pny rmh sndiri disbuah perumahan, alhamdulillah proses ngangsurnya jg msh lancar, smg 7th lg bs lunas!! [maaf bwt admin, karena yg ana share cm ada korelasi sdikit aja dgn ide anda, yg jls msh sama2 tnp riba, inshallah] :)
[just intermezo: ternyata harapan pny rmh lebih mudah yaa drpd mencari jodoh?! hehee.. truz ikhtiar tp Allah blm ijabah jg].
Baarakallahu fiik,
Ya memang menabung itu masih jadi jalan yang banyak ditempuh untuk lepas dari transaksi kredit riba.
antum benar akhi. :) oya skdr bwt bayangan yg laen, dr awal ana nabung ampe skg nyicil, nominalnya 300rb :) jd bs diitung kan brp kisaran hrg rmh tipe.21/56m dikota ana [wonosobo] 10th tabungan tambah +-9th angsuran. &sama jg disini utk 100rb ato 150rb/meter udah bs dpt tanah kapling yg layak huni kok.
COba invest emas saja…. InsyaAlloh klo dengan hitungan seperti itu bisa terencana dengan baik…. dan resikonya juga kecil… baik inflasi maupun biaya perawatannya… beli emas trus di simpan di savety box di bank… InsyaAlloh aman dan terencana…. klo tanah saya rasa sebagai aktiva (kekayaan) kurang fleksibel dalam pencairan dalam bentuk uang… beda dengan emas….
Ide bagus sekali, saya jadi tertarik.
saya sudah investasi emas.. hasilnya..
harga emas turun naik.. salah kalau bilang emas itu pasti naik.. apalagi di krisis global di tahun 2012 ini..
jadinya dengan emas kita ber spekulasi.. kalau emas tinggi di jual.. kalo masih rendah di tahan..
so… spekulasi itu juga di larang dalam islam..
sekarang emas sudah saya jual dengan harga lebih murah 1jt.. yah meskipun rugi.. jd gak kepikiran terus “kapan.. ya.. emas naik..!!” << spekulasi..
just shering..
saya takut terjebak riba..
tapi saya terjerumus spekulasi..
Harga pasar memang fluktuatif, demikian juga untung-rugi pun fluktuatif, ini hal biasa. Orang jual-beli barang apapun mengalami hal ini. Jadi ketidak-jelasan keuntungan yang didapat bukanlah spekulasi yang diharamkan dalam Islam. Karena untung-rugi itu sendiri memang rahasia Allah. Kita buka warung di pagi hari, ketika itu kita tidak tahu di akhir hari akan untung atau tidak.
Yang diharamkan dalam Islam adalah gharar, yaitu ketidak-jelasan transaksi. Misal, saya beli dengan uang 100rb, dapat barangnya belum tau seberapa. Atau dapat barangnya belum tau apa.
yep, setuju, kalo jangka panjang ( > 2thn) emas masih pilihan terbaik, kalo nabung duit pasti dimakan inflasi (apalagi kabarnya januari ada redenominasi)
tapi ana lihat sekarang emas pun, apa lagi yg batangan (LM/antam) sudah jadi komoditas, harga jualnya pasti dibedakan (selisih lumayan) sama olho, kalo punya toko kepercayaan (ortu atau nenek) main olho masih prospek, tapi kalo nggak di antam juga gpp, asal jangan buat nabung kurang dari 2thn (risiko ruginya gede, baca komen soal spekulasi bang rianto).
oya, sekedar meluruskan, emas tidak pernah bersifat investasi, cuma sekedar proteksi (menjaga nilai), kalo mo investasi beneran ya beli barang kayak tanah, atau kambing/sapi (kalo pinter rawatnya bisa nambah :)
Iya benar pak Daud, sekarang pun saya mulai berpikir emas itu bukan investasi. yah paling nambah pun engga seberapa.
benar sekali, saya juga begitu. tiap bulan saya sisihkan gaji untuk beli/cicil logam mulia. Setelah lunas logam nya saya gadaikan, uang nya saya beli rumah so logam ada rumah punya alhadulliah
menyicil emas Haram mbak… coba baca lagi atau cari di google apakah menyicil emas halal atau haram, tpi sepengetahuan sy dr berbagai sumber nyicil emas itu haram
Barokallohufiik,
Masya-Allah sebuah idea yang bagus. Bisa juga begini Akh, saat pertama kali kita mendapatkan tanah dari uang pinjaman bisa saja langsung dicicil untuk membangun rumah apa adanya. Memang tantangannya adalah harus bersabar. Insya Allah, Allah akan memberikan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Kalo itung2an saya proses di atas butuh waktu 38 bulan, dan selama itu harus nabung 1 juta setiap bulannya dan selama itu juga dari transaksi jual-beli tanah hanya memberikan untung 12 juta yang dirata2kan 315 ribu sebulannya. Itupun dalam kondisi ideal, tanpa biaya balik nama, pensertifikatan tanah, biaya saksi2, RT, RW, Kades/Lurah, dan lain2….kalo memang disyaratkan “ngempet” ya nabung aja sebesar 1.315.700 rupiah selama 38 bulan, hasilnya juga hampir sama…..
terima kasih atas info dan masukannya, saya tidak paham tentang jual bei tanah dan seluk beluknya, kalau semisal di alihkan ke emas mungkin tidak ada yang pernah mencoba
gak ada tanah harganya belasan juta kecuali di pinggir sungai dan pinggir kampung dan gak ad akses jalan..
tidak juga, mungkin masing-masing daerah beda. di daerah saya masih banyak tanah belasan juta, tapi tidak terlalu buruk tempatnya.
Klo bisa murobahah sama temen sendiri sepertinya jauh lebih nyaman
:D
Bener mas fauzan. Tapi kalo rumah susah juga, kalo mesin cuci, kulkas yang nominalnya kecil sih bisa.
Ada ide lain smoga bisa bmanfaat, kerabat sy seorang ob, dengan gajinya yg pas”an spertinya gak kbayang punya rmh sdiri. Akhirnya dia memberanikn diri pinjam duit tanpa riba ke saudaranya utk beli tanah, stelah lunas dia pinjam lg utk buat pondasi, stelah lunas dia pinjam lg utk nembok, stelah lunas dia pinjam lg utk buat atap. Alhamdulillah akhirnya. Jadi sbuah rumah yg menaungi keluarganyan yg insya Alloh berkah krn tanpa riba
kalo dikampung di blitar sini, udah biasa tabungan bentuk bahan bangunan, jadi triknya ginni, bu:
1. beli tanahnya dulu,
2. ada duit dikit main ke toke, eh toko bangunan, beli pasir, titip dulu
3. ada duit lagi, beli batu kali, titip dulu
4. ada duit lagi, beli semen, titip dulu
5. ada duit lagi, cari tukang, tabungannya diambil bikin pondasi
6. ulangi dari langkah 2 untuk; tembok, atap, finishing
catatan: cari toko bangunan yg kenal (tetangga, sodara, dll), dan tiap transaksi kudu disimpan hitam di atas putihnya.
dari yg sudah pernah menjalani (mertua): makan waktu sekitar 5thn sampe rumah jadi
sedikit urun rembug… penambahan jumlah uang saat mengembalikan hutang kayaknya gak bisa dihindari. Kecuali hutangnya itu berupa barang, misal emas, perak, tanah, dll. Hutang emas 25 gram ya harus dikembalikan 25 gram. Tapi kalo emas itu dinilaikan ke rupiah pasti akan berbeda (bertambah) jumlahnya antara dulu saat meminjam dan nantinya saat pengembalian. Ini dikarenakan nilai emas selalu naik sedang nilai uang cenderung turun, istilahnya inflasi. Nah, poin yg saya tekankan disini adalah apakah penambahan jumlah hutang (uang) saat pengembalian itu memang riba, atau hanya karena inflasi?
Yang diperintahkan oleh agama, uang bayar uang, emas bayar emas, dan tidak boleh menunda pembayaran ketika sudah ada kemampuan membayar.
Kalau kita bicara perubahan nilai, ingat, selain ada inflasi ada juga deflasi. Tidak hanya emas, uang kertas pun terkena inflasi-deflasi. Berhutang 2000 rupiah tahun 1990, baru dibayar sekarang, tentu nilainya sangat berbeda. Jadi intinya, kalau dilihat dari sisi nilai, menghutangi orang itu kadang bisa membuat untung (kalo deflasi) kadang membuat rugi (kalo inflasi).
Memang dalam Islam itu, menghutangi adalah kegiatan tolong-menolong, sebaiknya tidak menghitung untung-rugi. Jadi murni ingin menolong. Perkara nantinya ternyata untung ya biasa saja, atau ternyata nantinya rugi ya juga sudah siap.
kalu menghutangi uang yang di ekivalenkan dengan emas ?
Tidak boleh, hutang uang 1000 ya bayar uang 1000
mas, UU yang mana yang ga ngebolehin bank jual beli? udah cek UU perbankan syariah?
setau saya, kalo akadnya murabahah, negara mengakuinya jual beli. soalnya bank syariah terutang pajak penjualan..
dalam ketentuan agama, ada namanya qabdh, yaitu perpindahan kepemilikan dalam jual-beli. C mau beli barang dari A, B sebagai pihak ketiga. maka setelah ada pemindahan kepemilikian dari A ke B, barulah boleh C beli dari B.
Nah sekarang, rumah yang dibeli secara kredit itu sebelum lunas, milik bank atau milik developer? faktanya, masih milik developer.
Setahu saya dalam KPR Syariah jatuhnya lebih mahal. Alasan utamanya: Pertama, balik nama dari pengembang ke bank syariah. Kedua, balik nama dari bank syariah ke pembeli rumah.
Dua kali balik nama dalam KPR syariah adalah untuk qabdh, seperti yang antum maksud. wallahu a’lam
Ane pribadi gak anti dengan pinjaman bank syariah, tp tetep kritis. Satu hal yang mungkin bikin ane tsiqoh karena bank syariah punya dewan pengawas syariah. wallahu a’lam
dalam pembelian rumah sy dengan kredit itu, di sertifikatnya akan dicantumkan bawa pemilik propertinya adalah Bank karena dia yg melunasi. dengan nama saya dlm tanda kurung yg artinya ketika sudah lunas bisa otomatis balik nama ke nama saya. jadi selama belum lunas pemilik propertinya itu Bank.
Terus terang masalah sertifikat dan soal legal lainnya saya tidak paham.
Yang jelas, kredit konsumsi atau kredit konsumer itu dijelaskan oleh para Bank sendiri begini:
Salah satu contoh, Bank BTN, menyatakan soal kredit perumahan:
Bank Mandiri:
Perhatikan yang digaris bawah, ini sudah sangat gamblang sekali…
Ada temen kerja saya (fakta) dia beli tanah let’s say 25 juta kemudian setahun berikutnya dijual lagi 50 juta trus dia beli lagi tanah yg kisaran 25 juta utk dijual lagi nantinya.
Kalo misal gaji pas2an ya beli tanah murah trus gak usah dijual lagi…beikutnya nabung buat bangun rumah sedikit demi sedikit.
Orang tua saya pun mengajarkan demikian.. sebisa mungkin jangan berhutang.. untuk masalah beli properti yang nilainya bisa beratus2 kali pendapatan, bisa pinjam sama orang tua. Yang jadi masalah kalau orang tua nya tidak punya uang yang bisa dipinjamkan (misal karena anaknya banyak). Terpaksa jadi kontraktor deh.. hehe..
btw, kalo nyicil barang pake kartu kredit yang cicilan 0% berarti boleh yah.. kan pinjaman tanpa lebihan..
Engga mau ngutang ke orang lain, tapi ngutangnya ke orang tua, ini sah-sah saja. Masih jauh lebih baik daripada ngutang ke bank. Tapi ngutang ke orang itu halal dan bukan hal yang membuat cacat atau aib pada agama seseorang.
Kartu kredit 0% itu masih ada tambahan dari denda. Kalau telat bayar denda, dan itu tambahan yang riba. Dan kita tidak boleh menyetujui akad seperti itu karena sama saja menyetujui akad riba.
halal sih pak.. tapi jarang yang mau dihutangi puluhan/ratusan juta dalam jangka waktu belasan tahun selain orang tua sendiri..
kalau ga telat kan ga bayar denda dong pak.. kan riba itu selama ada “lebih”nya.. dan rasanya ketentuan ini perlu untuk mendisiplinkan orang yang berutang.. karena kecenderungan orang untuk “telat bayar” dan bahkan “lupa bayar” itu besar (berdasarkan pengalaman sih).
Seperti halnya kalau saya meminjamkan uang ke seseorang, dia berjanji untuk membayarnya dengan cara mencicil setiap bulan tanggal sekian dengan nominal sekian (total utang dibagi jumlah bulan).. apakah ada yang salah?
memang kalau tidak telat, tidak ada biaya tambahan. namun akad (perjanjian) di awal, anda menyetujui jika terjadi telat maka bayar denda. akadnya ini yang bermasalah, dan anda harus menyetujuinya di awal.
Sekarang ada sistem pembayaran yg namanya cash bertahap..dicicil biasanya paling lama 2thn.lgs bayar ke developer..mudah2an ini bukan riba..karena developer menaikkan harga dari cash tunai ..tp selain cicilan jadi besar syaratnya sereemm..gabisa bayar 3bln sebelum dibayar 50%dr total utang,uang yg sdh dibayar hangus smua rumah hilang,klo udah lebih 50% dan ga sanggup bayar rumah ilang cicilan yg udah dibayar juga hilang 50%
Kang Aswad sudah praktekin belum? Bayangan belum tentu seindah kenyataan. Lagipula, menurut saya praktek jual beli tanah semacam itu ngga ada bedanya dengan riba. Dapat untung tanpa keluar keringat.
Dapat untung tanpa keluar keringat itu belum tentu riba. Riba itu ada karena penambahan (riba fadhl) atau karena penundaan (riba nasi’ah). Saya sarankan coba pelajari secara mendalam transaksi apa saja yang tergolong riba, agar tidak salah kaprah.
Syukron….
Atas idenya….
semoga kita jauh dari riba….
Mantap idenya. Jazaakallaahu khayran.
Memang setelah dipikir2, lebih baik tabungan yang kita miliki dikonversi menjadi aset, baik itu emas, tanah, ataupun yang lain.
Dalam jangka panjang, harga emas atau tanah cenderung naik.
Idenya bisa dimanfaatin buat biaya naik haji juga. Syukran.
itu yang investasitanah.com bener ga? apa tipu-tipu?
Beneran. Beberapa teman saya sudah beli.
ide bagus tapi saya punya pendapat lain.
kalau nunggu sampe 30 bulan mah itu blm tentu kesampaian niat kita dan lama sekali baru punya rumah…. misalkan gajih 1.8 juta nabung 1 jt trs kebutuhan hidup yg lain dari mana?? blm rumah nyewa…
anggap aja daripada nyewa rumah 500 rb perbulan, saya lbh milih kredit rumah dgn hrg 600 rb per bulan… selain rumah dapat.. kebutuhan yg lain pun Insya Allah.terpenuhi….
yang penting kalau niat kita baik Insya Allah. Allah akan melancarnkan rejeki kita… semoga kia jauh dari riba
Alhamdulillah ada yg berpikiran cerdas.
Ide yang bagus…
Memang, diakui atau tidak praktek perbankan syariah di Indonesia masih sangat jauh dari nilai syariah. Kalo boleh disederhanakan, istilah mengelabui syariah lebih pas. Tepat sekali kalau ada teman yang menjawab ketika ditawari produk bank syariah dg mengatakan, “Tidak, terimakasih tawarannya!”. Karena menurut beliau, dosa bank konvensional itu satu, yaitu memakan riba sedangkan dosa bank syariah saat ini di Indonesia itu dua yaitu memakan riba dan berusaha menghalalkan riba dengan mengelabuhi syari’at. Maka hati-hatilah, jangan sampai kita terjebak dalam istilah syar’i tapi isinya riba.
Semoga Allah berikan Taufiq dan Karunia-Nya pada kita semua dalam menjauhi riba.
istilah
Waah, kayaknya susah juga pake teknik itu. Sebelum harga tanah naik, harga rumah malah sudah meroket harganya. Harga rumah kan cenderung lebih cepat kenaikannya daripada tanah..
kapan hari di ditekfinance ada bahasan soal ini, coba aja cari, tapi dicurigai kenaikan harga property di indonesia sudah ada indikasi bubble, alias tidak normal (karena mudahnya pinjaman, larinya ke property tapi harga dinaikkan secara tidak wajar) dikawatirkan jika nantinya terlalu banyak seperti ini di lapangan (dan pembeli tidak bisa mengikuti harga tersebut), maka akan pecah krisis moneter jilid berikutnya. lebih jelas soal ini bisa baca2 referensi soal housing bubble sub prime mortgage.
kalo sampe buble itu ternyata benar, dan terjadi di indonesia, maka harga property akan terkerek turun (dibawah batas normal)
fakta, bahwa kita tidak berkutik dalam jeratan yahudi yang sudah menggurita, sekarang terserah kita apakah kita akan menyerah dalam cengkraman mereka atau kita akan tetap kukuh berpegang dengan ajaran agama kita, kita punya prinsip kawan
wah jadi pusing bca comment2 nya, tpi sangat bermanfaat dan menamah ilmu
Kalo udah kadung ngambil KPR gimana donk…? :(
Kalau memang awalnya tidak tahu, tentu tidak dosa. Tapi segera lunasi secepat mungkin, sesuai kemampuan tentunya, supaya segera terbebas dari sistem riba.
iya nih kang…. masih 15 tahun lagi :(
kepinginnya mah bisa segera lunas, meskipun klo lunas sebelum waktunya kena penalti–tah, he-euh pisan nya riba na :( astaghfirullah….
Mo ty kang, boleh gk tanah tersebut kita jual meski cicilan ke teman kita belum lunas, mengigat tanah tersebut dah milik kita?
Boleh
Assalamu’alaikum,
Maaf, Kang, pertanyaan saya out of topic.
bagaimana hukumnya mempunyai rekening bank untuk mempermudah transaksi jual beli? karena saya ada olshop, pembayaran dilakukan melalui transfer bank, di rekening bank tsb ada bunga jg ada pajak/ biaya administrasi. bagaimana, Kang? matur nuwun
punya rekening untuk memanfaatkan fasilitas transfer, hukumnya boleh
dari awal kita di anjurkan menghindari riba,kalo kita menggunakan fasilitas bank sama juga kita dapat riba
Tidak semua fasilitas bank itu haram, contoh: ATM tidak haram, karena hanya membantu perpindahan uang
Paling kang berbisnis dengan menyertakan Allah, apa pun usaha yang kita tempuh…….apa pun keinginan kita lakukan dengan sedekah, berkali kali balasan Allah ini kami rasakan……singkat cerita niatkan saja yang ingin kita capai, seperti ingin punya rumah, tanah, kendaraan, kesehatan, dll……rutin kan melalui sedekah, baik dengan uang, tenaga atau pemikiran untuk membantu sesama dan ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur serta semata mata karena berharap ridha-Nya……nah secara ajaib jalan menuju niat kita tadi tau tau dimudahkan oleh Allah SWT……demikian Kang sepenggal pengalaman kami mudah mudahan bermanfaat
untung ana blm sempat beli rumah scr kpr.. alhamdulillah.. syukran atas idenya..
subhanallah,ilmu yg luar biasa,mohon doanya semoga kami segera pnya rumah yg berkah
Terima kasih dengan ilmunya kang, sangat bermanfaat bagi saya. sekedar sharing… selain rumah saya juga investasi di pohon kayu yang masa panennya cepat (contoh jabon masa panennya 5-6 tahun), saat ini harga per m3-nya sekitar 1,2 juta, biaya tanam + penyediaan lahan + biaya perawatan + biaya jasa penjualan dll =..???..? tapi tetap menguntungkan di masa panen, dan kita tidak usah kuatir harganya anjlok karena kebutuhan kayu di perusahaan kayu selalu diperlukan bahkan kekurangan bahan baku. Nah sekarang kebetulan ada perusahaan yang menyediakan jasa penjualan bibit + penanaman + penydiaan lahan + perawatan + jasa pemanenan + biaya sertifikat kerjasama ditandatangani notaris + garansi = Rp. 300rb-an per pohon. kalau kita investasi sekarang lalu ditunggu 5 tahun ke depan dengan perkiraan kenaikan harga 10% per tahun, maka harga jual nanti sekitar Rp. 1.8 juta, Dahsyat.. bukaannn. untuk info lebih lanjut bisa hubungi yusepgoldnew@gmail.com. terima kasih.
Halo semua, saya memiliki kesaksian hidup bagi Anda semua saya sedang mencari untuk pinjaman selama bertahun-tahun dan aku jatuh di tangan scammers yang berpura-pura menjadi pemberi pinjaman kredit, sehingga pada satu hari yang sangat setia seperti aku akan melalui internet
Aku melihat kesaksian hidup seorang wanita muda yang mengatakan dia telah memberikan pinjaman oleh satu orang yang setia Mr.cliam yang merupakan CEO dari perusahaan pinjaman chaleswilliams, jadi saya memutuskan untuk menghubungi bahwa pemberi pinjaman yang sama untuk saya dan itu bekerja.
Saya sangat senang untuk mengatakan ini kepada Anda semua bahwa saya telah memberikan pinjaman dengan Mr.cliam ini, sehingga bagi Anda untuk mendapatkan Anda menghubungi dia di Email nya: chaleswilliam2345@gmail.com
wah, ini mah udh saya praktek dr 4th yg lalu, tp stlh beli, ga laku2 di jual, kalo laku mau bkin rmh kcil2an, walopun dr bambu, tp syg tanahnya blm laku2..
Gan disini ada gan KPR RUMAH TANPA BUNGA tidak pakai riba atau rente ” MURNI SYARIAH” Persyaratan hanya fc.KTP dan KK saja, Konsep ini saya kembangkan dan alhamdulillah banyak ya minat untuk kredit rumah tanpa bunga ini, silahkan kunjungi website saya jika berminat KPR tanpa bunga ini.terima kasih
Kalau boleh mohon dijelaskan bagaimana sistemnya mas
thanks pencerahaannya, sangat membantu
Apakah Anda membutuhkan pinjaman? Apakah Anda seorang pria atau wanita bisnis dan Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Apakah Anda perlu modal untuk memulai bisnis? Apapun masalah pinjaman Anda mungkin, inilah bantuan Anda karena kami menawarkan pinjaman kepada individu dan perusahaan pada tingkat bunga rendah dan terjangkau.
pinjaman pakai bunga itu riba mas, takutlah kepada Allah, ingat nasib di akhirat.
Ide bagus, di tengah kehidupan yang ribawi semacam ini memang sulit mengindari transaksi ribawai, namun bukan suatu alasan pembenaran untuk melakukan transaksi ribawai.
ide yang bagus dan saya mendukungnya 100% dengan cara ini, tapi ada cara yang lebih bagus lagi ( menurut Saya ) silahkan ke website kami untuk mendapatkan kredit rumah dan tanah tanpa bunga tanpa harus cari pinjaman sana sini, insyaallah akan punya rumah dan tanah silahkan berkunjung, dan terima kasih kang aswad sudah posting dan tampilkan komentar ini, sukses terus buat kang aswad
Assalamu’alaikum ya Akhi Ian
Insya Alloh kita akan bertemu dalam rangka ukhuwah Islamiyah..
semoga Alloh azza wajalla panjangkan umur kita dan selalu membimbing kita kearah yang dirihoiNya. Allohma Amiin.
Jazakallohu khoir.
(Abu Ben Husain)
Mantap sekali idenya Kang Aswad. Saya rasa itu sangat masuk akal. Bolehkah saya menshare tulisan Anda di facebook, dll? Terima kasih.
Kang Aswad, salam kenal.
Saya termasuk Ayah dan kuli IT jg yang menghindar banget dari RIBA. Bagi saya, dosa riba seperti menzinahi orang tua terlalu berat. Banyak orang yang bilang kalau tidak mau pinjam uang ke bank kapan punya rumah sendiri ?
Saya hanya percaya salah satu hadits nabi yang bilang, siapa yang meninggalkan sesuatu hal karena Allah maka Allah akan memberikan pengganti lebih baik.
Dan kang aswad, teori beli rumah tanpa kpr ini ternyata sudah kang aswad buat di blog ini, bagus banget mas, saya setuju cara dan jalan ini. Terimakasih udah bagi saran tambahan juga.
Afwan, mudah mudahan tidak keberatan saya tanya Pak Nyoman…
Apakah Anda Muallaf ( masuk Islam )? Afwan/maaf sekali lagi karena nama itu setahu saya nama Bali/Hindu. kalau sudah Muslim.. Masya Alloh, Ahlan wa sahlan.. salam ukhuwan Islamiyah.. hanya saran sebaiknya ganti nama Islam/Muslim. jikalau bukan Muslim saya mengajak utk masuk Islam agar selamat kelak dan dimasukkan ke dalam Syurga Alloh. amiin,
Didalam agama Hindu saya tidak yakin ada penerapan dan hukum riba dan lain sebagaimana sebagaimana aturan2 sempurna dan lengkap yg ada didalam Islam. Bukankan demikian?
Afwan jiddan
Barokallohu fiik.
Pak AbuZein,
Saya muslim. Bapak saya orang bali. Dulu masih beragama hindu, namun sebelum tiada, bapak masuk islam. Ada keinginan ganti nama, namun belum sempat diurus. Mudah-mudahan dimudahkan pengurusannya. Salam kenal pak AbuZein.
bang, kan yang makan riba itu BANK (walaupun syariah), kita mau coba praktekan dengan metode seperti itu sepertinya agak susah (kondisinya waktu luang hanya minggu). Kita mau gimana lagi, kita merantau, yang kita pengen dari bank syariah ya kita minjem duit tapi harus ada ijab qobul, tetapi praktik ijab qobul sudah di tetapkan oleh pihak bank syariah, kalau kita ga ikutin ketentuan ijab qobul mereka ya kita di acuhkan. ngomongnya 9% pertahun,,,murah tetapi kalikan 10th jadi 90%..2 kali lipat. (T . T) sedih hidup di Indonesia.
Kata Nabi, yang dosa itu bukan cuma yang makan riba mas. Yang minjem juga kena dosa.
Ada solusi kreatif lain, selain jadi “spekulan” tanah?
Minimal solusi bantuan buat saudara-saudara kita yang butuh rumah tinggal, dengan penghasilan yang gak menentu?
Menabung, wira usaha, pinjam ke teman yang baik dan kaya, dll. Solusi insya Allah selalu ada.
idenya bagus sekali, dan sangat setuju. tapi jangan lupa zakatnya kang kalo sudah mencapai nisob, karena niatnya dagang
pernah juga saya berfikir seperti itu, tapi saya tidak mendapati orang atau teman yang mau meminjamkan uang dengan nilai 2jt atau lebih tanpa riba.. apalagi sampe 5 atau 10 juta..
Saat ini saya cuma bisa mendoakan, semoga semua urusan anda dimudahkan oleh Allah.
Pak gimana klu gini, kita beli rmh dari pengembang pribadi mis klu cash 300jt tp jika mw mencicil 2jt perbulan selama 15th dg orangny langsung terlepas dr kta tdk mngetahui apakah dia menggunakan dana pribadi atau dibantu oleh bank. thanks.
Kalau tidak melibatkan bank atau leasing, insya Allah tidak masalah
Sementara kebutuhan akan rumah semakin mendesak,hrg makin hari makin mahal..klo pinjam uang ke kang aswad bisa tidak?
Hehehe
Untuk sementara belum bisa mas
Terima kasih banyak idenya Kang Aswad. Mudah2n kita tetap istiqomah menjauh dari riba
Wah bagus banget tipsnya mas, cocok buat yang lagi mau beli rumah tapi dananya masih kurang.
Assalamu’alaikum
Wah . . . Trimakasih ya smua, saya dah baca dr awal smpe akhir, sy kluarga baru mau nyari rumah tp takut kna riba, smpe mau nyari yg over kredit, tp trnyata msh kena riba juga sblm lepas dgn bank. Smpet pesimis sih gmn bs dpet rmh, tp bangkit lg stelah ingat janji ALLAH . . . “Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena ALLAH, maka kelak ALLAH akan menggantinya dengan yang lebih baik”
yaaa kuncinya sabar :)
salam ukhuwah islamiyah
Syukron katsir akhi wa ukhti
wassalamu’alaikum
Kang Aswad,
Maaf saya kurang setuju, jika solusinya berhutang ke orang (meskipun tidak riba).
Bukannya hutang juga harus kita hindari?
Tidak setuju tidak masalah. Namun berhutang itu mubah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah berhutang. Yang terlarang adalah terlalu sering berhutang dan lalai dalam membayar hutang
Kalau dari solusi Kang Aswad, beli tanah, trus kekurangannya hutang. setelah lunas, jual tanah, dan kekurangannya hutang. dst. Bukankah ini menjadi kebiasaan?
http://muslim.or.id/13427-bahaya-kebiasaan-berhutang.html
Dengan solusi hutang ke orang seperti yang Kang Aswad gambarkan, siapa yang dapat menjamin, sebelum hutang lunas ternyata yg berhutang meninggal dunia.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
“Semua dosa orang yang mati syahid Akan diampuni (oleh Allah), kecuali hutangnya.” (HR. Muslim III/1502 no.1886, dari jalan Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu).
Komentar saya masih sama, berhutang itu mubah, dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah berhutang. Yang terlarang adalah terlalu sering berhutang dan lalai dalam membayar hutang. Andaikan bisa punya rumah tanpa riba dan tanpa hutang, jelas itu lebih bagus.
idenya bagus, menghindari riba .. makasih
Kang Aswad kalo misalnya ane beli rumah kredit tanpa kpr, dan saya ingin membeli rumah dengan sistem DP > Nyicil bulanan ke penjual apa itu riba juga ?
Tidak riba
Ide itu menurut saya culassssa… Kami dapat untung dari jual tanah yang lebih mahal.. Sedangkan kekurangannya pinjem dari orang… Curang banget..
Pertama, bagi kami yang Muslim, riba itu haram, berhutang itu boleh.
Kedua, dapat untung itu hak setiap orang dan itu wajar. Adapun berhutang dalam skema di atas itu jika berminat untuk membeli tanah yang lebih luas lagi. Kalau tidak berminat ya tidak usah.
Ketiga, dalam KBBI:
culas2/cu·las/ a curang; tidak jujur; tidak lurus hati
Dimana sisi kecurangan skema di atas?
Assalamu’alaikum semua soadara saudariku yg muslim, salam kenal Kang Aswad. Alhamdulillah msh bnyak orang yg mau berbagi ilmu menuju kebaikan, yaitu menghindari Riba. Yang mana dlm Al Qur’an ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA berfirman bahwa ALLAH dan RASULNYA menyatakan PERANG terhadap Riba. Sebenarnya masalah manusia itu adalah BERBURUK SANGKA terhadap KEMAMPUAN TUHANNYA YANG MAHA DALAM APAPUN, terutama keMAHAannya Dalam memenuhi rezeki. Kita ini banyak yg meragukan kemampuan ALLAH, sehingga pesimis kita bisa membeli rumah tanpa Riba. Sdh jelas ALLAH mampu memberikan kita anggota badan yg tidak pernah dijual ditoko manapun, tapi masih meragukan klo ALLAH bisa memberikan rumah yg mana rumah itu adalah buatan manusia ciptaan ALLAH SWT. Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa ALLAH ITU SESUAI DENGAN PRASANGKA HAMBA-NYA. Sehingga, klo ada org yang memganggap tidak mungkin membeli rumah maka bisa jadi ALLAH membiarkannya seperti prasangkanya bhwa rumah itu tidak bisa di milikinya. Sudah banyak jalan yg sebenarnya ALLAH SWT sampaikan secara langsung di AL QUR’AN dan secara tdk langsung melalui Rasul-NYA ( AL-HADIST ), cuman karena porsi keimanan kita yg minim sehingga lebih percaya utk meminta pertolongan pada BANK melalui sistem Riba. Subhanallah…
Afwan, kenyataannya menjual tanah/rumah tidak bisa 1 bulan/2 bulan, kecuali harganya murah dan lokasinya super strategis. Semoga Allah memudahkan kita untuk memiliki rumah tanpa riba.
Amiin, semoga dimudahkan
Curhat ta kang…sekarang udah banyak perumahan cluster tanpa riba, tapiuang mukanya mesti 30% dari harga rumah. Sangat berat untuk kami yg berpenghasilan 3-4 jt/ bln…memang sih uang mukanya boleh dicicil, tapi kan lamaaaa…bisa 2 tahunan.
Yang saya harapkan ada developer perumahan tanpa riba yang mau menjual rumah dp 10% saja. Rumahnya tidak usah sederhana, yang sangat sederhana sekali tidak apa apa.
Tidak diplester, tidak apa. Yang penting ada tembok, lantai, toilet, kamar, atap, air & listrik 900 watt.
Yang penting rumahnya bisa di tempatin secepatnya ( nggak perlu lama2 nyicil uang muka dan bayar kontrakan terus terusan).
Mudah mudahan ada yang berminat menjual rumah sangat sederhana tanpa riba dengan uang muka sekecil kecilnya, benar benar untuk menolong sesama muslim untuk memiliki rumah…..bukan hanya mencari keuntungan dengan menuliskan iklan perumahan tanpa riba, riba itu dosa, dll
Terima kasih kang Aswad
Terimakasih atas sharing ilmunya..
sukses dan bahagia ya..